Senin, 02 Juni 2014

CONTOH ESAI

Dilema RSBI
     
Seperti pisau bermata dua mungkin inilah ungkapan yang sesuai untuk dunia edukasi di indonnesia.Dari keiginan yang mmulia untuk memajukan dunia pendidikan ibu pertiwi harus berakhir dengan memilukan.Gugatan untuk mennghapuskan sekolah bertaraf internasional di kabulkan di meja hijau melalui mahkamah konstitusi.Maka berakhirlah kesaktian rsbi.Seiring hal itu pro dan kontra terus bermunculan.Di kalangan masyarakat bawah mennyambut dengan gembira dan pemerintah harus menerima dengan lapang dada atas hasil  yang di dapat di meja hijau.
     Hal ini terjadi karena kebijakan sekolah bertaraf internasional,di pandang pendidikan hanya untuk orang kaya,seperti anak pejabat,birokrat dan pengusaha.Lalu bagaimana dengan siswa siswi,para remaja sebagai asset bangsa yang mempunyai potensi dan bakat yang lebih,tetapi tidak dapat menggali potensi yang di milikinya.Hal yang sangat ironi dan pemerintah harus segera mencari jalan keluar yang konkret.
    Hanya karena nasib yang tidak berpihak,siswa yang orang tuanya tidak mampu tidak bisa menikmati pendidikan yang optimal.Apakah itu cukup adil?sebagai Negara yang menganut pancasila sebagai dasar Negara sudah sangat gambling dan tidak dapat di pungkiri itu adalah hal yang salah.Sebab itu bertentangan dengan sila kedua yang berbunyi kemanusian yang adil dan beradab.
    Padahal sekolah bertaraf internasional mempunyai konsep dan maksud yang baik.Hanya saja praktek di lapangan tidak berjalan dengan lancar dan mulus.Misalnya,ada anak pejabat yang ingin masuk sekolah bertaraf internasional tetapi anaknya tidak lullus seleksi agar tidak malu karena ia seorang pejabatan dengann terpaksa orang tua tersebut melakukan berbagai cara dengan menyogok sekolah tersebut.Ini memang sudah menjadi rahasia umum.Jika dunia pendidikan juga dijadikan peluanng sampingan pemasukan kantong.
    Sekolah bertaraf internasional lebih di unggulkan dengan fasilitas yang memadai bahkan mewah.Ruangan yang di lengkapi pendingin ruangan,lapangan olahraga yang lengkap,computer yang berlimpah,jaringan internet yang berkecepatan tinggi.Dengan fasilitas seperti itu sudah menunjukan kualitas dan kuantitas seperti yang di harapkan.
    Jika kita telaah dan di kaji dengan kepala dingin sekolah bertaraf internasional memiliki konsep liberalisme yang hannya memandang golongan,jabatan,dan kolega.Jika di lihat dari sudut pandang social dan budaya akan menumbuhkan interaksi sosial yang bergejolak antara si miskin dan si kaya .Hal ini memiliki dampak yang serius yang akan memunculkan kelompok-kelompok,golongan antar pelajar.Misalnya siswa yang datang kesekolah mengggunakan mobil hanya berteman dengan pelajar yang menggunakan mobil,siswa yang datang dengan sepeda motor hanya berteman dengan pelajar yang menggunakan sepada motor.Jika di biarkan
  Brlarut-larut sbi akan menimbulkan kesenjangan sosial.Contohnya jika terjadi kecelakaan sepeda motor ,ada siswa yang milihat  temannya kecelakaan tetapi tidak menolongnya sebab dia bukan kelompok atau golongannya.

     Itulah sebagian faktor di berhentikannya  sekolah bertaraf internasional di bumi ibu pertiwi sejak tanggal 13 januari 2013.Sudah sepatutnya pemerintah melakukan intropeksi,koreksi dan merefleksikan diri terhadap kebijakan yang di buat agar tidak jatuh pada lubang yang sama.Bukankah guru terbaik adalah pengalaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar