Dilema
RSBI

Hal ini terjadi karena kebijakan sekolah
bertaraf internasional,di pandang pendidikan hanya untuk orang kaya,seperti
anak pejabat,birokrat dan pengusaha.Lalu bagaimana dengan siswa siswi,para
remaja sebagai asset bangsa yang mempunyai potensi dan bakat yang lebih,tetapi
tidak dapat menggali potensi yang di milikinya.Hal yang sangat ironi dan
pemerintah harus segera mencari jalan keluar yang konkret.
Hanya karena nasib yang tidak berpihak,siswa
yang orang tuanya tidak mampu tidak bisa menikmati pendidikan yang
optimal.Apakah itu cukup adil?sebagai Negara yang menganut pancasila sebagai
dasar Negara sudah sangat gambling dan tidak dapat di pungkiri itu adalah hal
yang salah.Sebab itu bertentangan dengan sila kedua yang berbunyi kemanusian
yang adil dan beradab.
Padahal sekolah bertaraf internasional
mempunyai konsep dan maksud yang baik.Hanya saja praktek di lapangan tidak
berjalan dengan lancar dan mulus.Misalnya,ada anak pejabat yang ingin masuk
sekolah bertaraf internasional tetapi anaknya tidak lullus seleksi agar tidak
malu karena ia seorang pejabatan dengann terpaksa orang tua tersebut melakukan
berbagai cara dengan menyogok sekolah tersebut.Ini memang sudah menjadi rahasia
umum.Jika dunia pendidikan juga dijadikan peluanng sampingan pemasukan kantong.
Sekolah bertaraf internasional lebih di
unggulkan dengan fasilitas yang memadai bahkan mewah.Ruangan yang di lengkapi
pendingin ruangan,lapangan olahraga yang lengkap,computer yang
berlimpah,jaringan internet yang berkecepatan tinggi.Dengan fasilitas seperti
itu sudah menunjukan kualitas dan kuantitas seperti yang di harapkan.
Jika kita telaah dan di kaji dengan kepala
dingin sekolah bertaraf internasional memiliki konsep liberalisme yang hannya
memandang golongan,jabatan,dan kolega.Jika di lihat dari sudut pandang social
dan budaya akan menumbuhkan interaksi sosial yang bergejolak antara si miskin
dan si kaya .Hal ini memiliki dampak yang serius yang akan memunculkan kelompok-kelompok,golongan
antar pelajar.Misalnya siswa yang datang kesekolah mengggunakan mobil hanya
berteman dengan pelajar yang menggunakan mobil,siswa yang datang dengan sepeda
motor hanya berteman dengan pelajar yang menggunakan sepada motor.Jika di biarkan
Brlarut-larut sbi akan menimbulkan kesenjangan
sosial.Contohnya jika terjadi kecelakaan sepeda motor ,ada siswa yang
milihat temannya kecelakaan tetapi tidak
menolongnya sebab dia bukan kelompok atau golongannya.
Itulah sebagian faktor di berhentikannya sekolah bertaraf internasional di bumi ibu
pertiwi sejak tanggal 13 januari 2013.Sudah sepatutnya pemerintah melakukan
intropeksi,koreksi dan merefleksikan diri terhadap kebijakan yang di buat agar
tidak jatuh pada lubang yang sama.Bukankah guru terbaik adalah pengalaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar